Produser, Alur Cerita, Plot, Plot Lurus, Plot Bercabang,


Dalam hal ini produser memberikan ide cerita, sementara kita membuat skenario dari ide tersebut. Produser bisa menceritakan ide cerita itu secara lisan, tetapi bisa juga memberikan sinopsisnya saja.

Saya punya pengalaman ketika membuat cerita FTV spesial untuk Natal. Ide cerita saya dapatkan dari seorang produser yang terkesan dengan isi khotbah dalam sebuah misa. Tidak lama saya membuatkan sinopsis yang adalah pengembangan dari ide itu. Sang produser setuju dengan sinopsis tersebut, hingga saya bisa langsung mengerjakan skenarionya. Skenario jadi dan langsung diproduksi. Proses kerja sama seperti ini tentunya hanya bila kita sudah pernah menjalin kerja sama dengan pihak produser.

Namun, jika Anda belum pernah bekerja dengan PH tersebut maka prosesnya bisa berjalan lain. Mungkin Anda akan dipanggil ke kantor untuk melakukan negosiasi terlebih dahulu, baru mendengarkan cerita dari sang produser. Kemudian, Anda diminta untuk membuatkan sinopsisnya. Setelah sinopsis oke, Anda akan terlebih dahulu melalui tahap tanda tangan kontrak, baru mengerjakan skenarionya.

Alur cerita sama dengan jalan cerita, atau sering kita sebut plot. Tidak ada cerita tanpa jalan cerita atau plot. Jadi plot adalah hal yang wajib dalam membuat sebuah cerita, termasuk cerita untuk skenario film dan sinetron.
Plot yang berkaitan dengan penulisan skenario dapat dibagi menjadi plot lurus dan plot bercabang.


Plot lurus biasa disebut juga plot linier. Plot ini banyak digunakan dalam membuat skenario untuk cerita-cerita lepas semacam telesinema, FTV, film, atau juga serial lepas. Plot linier adalah plot yang alur cerita-nya terfokus hanya pada konflik seputar tokoh sentral. Jadi, semua konflik dalam sinetron ini selalu berkaitan dengan tokoh sentralnya, tidak bisa lari ke tokoh lain yang tidak ada hubungannya dengan tokoh sentral. Misalnya, tokoh sentral berkonflik dengan pacarnya, dengan orang tuanya, dengan dirinya sendiri, dan sebagainya.
Namun, semua konflik tetap harus berkesinambungan dengan benang merah cerita. Konfliknya tidak bisa terpisah-pisah.


Plot bercabang biasa disebut multiplot. Plot ini lebih banyak dipakai untuk membuat skenario serial panjang, meskipun tidak sedikit serial panjang yang memakai plot tunggal. Multiplot adalah plot yang jalan ceritanya sedikit melebar ke tokoh lain. Meski begitu, melebarnya tidak boleh terlalu jauh, harus masih berhubungan dengan tokoh sentral.


Misalnya dalam sebuah cerita, si tokoh sentral dikisahkan memiliki seorang adik. Konfliknya bisa saja terjadi antara si adik dan pacarnya sendiri yang tidak ada hubungan dengan tokoh sentral secara langsung, tapi nantinya bisa saja si tokoh sentral berperan menasihati adiknya. Jadi meski bercabang, si tokoh sentral tetap dilibatkan meski mungkin tidak secara langsung.

Selain cabangnya jangan terlalu lebar, cabang multiplot juga jangan terlalu banyak. Kalau diibaratkan pohon, jangan sampai cerita menjadi seperti pohon yang lebar dengan cabang yang ke mana-mana. Yang ideal, plot ini mestinya berbentuk seperti pohon yang tidak memiliki banyak cabang dan tidak terlalu tinggi sehingga cabang akan menggumpal di tengah, dan cerita tetap terfokus. Dengan demikian, meskipun bercabang, akhirnya cerita akan kembali lagi pada inti permasalahan utamanya.

Artikel Terkait

Postingan Populer