Naskah Drama atau Teater Komedi 6 Orang
Naskah Drama atau Teater Komedi 6 Orang
Bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Cuap yang tinggal bersama kakeknya di sebuah desa bernama Desa Sukamabur, Kabupaten Purwoboyo. Kakeknya agak tuli. Nama kakek adalah Simbah Dulloh. Usianya sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh adalah seorang kakek yang sangat trendy karena mengikuti perkembangan zaman. Bahkan, setiap Sabtu malam, simbah sering bergabung dengan kakek-nenek DGC yang trendi lainnya di klub-klub. DGC bukan berarti Dukun Gambar Cimo, melainkan Clubbing Goyang Celamanya. Simbah sendiri mengangkat cangkir dari cangkir muda. Simbah masih hidup sampai sekarang karena memiliki ramuan rahasia yaitu susu segel dari bibinya. Di rumah Simbah juga ada seorang pembantu yang membantu Simbah dalam kegiatannya seperti mencuci sapi, kerbau, buaya dan singa.
Tidak perlu menginap, kita langsung kesana
Simbah : (berbicara sendiri di depan rumah) .... Tiba-tiba cangkir datang.
Piala : Selamat pagi kakek
Simbah : Selamat pagi ibu. apakah kamu minum apa ini
Piala: Seperti saudari ini, bisakah saya meminta sesuatu atau tidak?
Simbah : Tidak masalah, mau apa pak?
Piala : Saya ingin bermain kakek tapi saya tidak punya uang. Apakah boleh meminta uang?
Simbah : Apa? tulang bertanya? Oh kucing simbah nduk sudah memakannya
Cup : Bukan tulang kuenya, tapi uangnya!!!
Simbah : Oh, aku minta uang, aku tidak memberimu apa-apa. tumbuh demikian di tepi kuburan. Kamu harus terus berjuang, nona. Anda juga harus belajar merawat buaya, kakek, yang sudah Anda anggap sebagai anak Anda sendiri.
Piala: Ya, saudari, saya akan mencoba.
Simbah : Tahukah kamu kenapa namamu Cuap?
Piala : Tidak saudari, mengapa disebut cangkir?
Simbah : Nama lengkapmu Cuap Vuka Mangap. Karena ketika kakek melihat kamu lapar, Nduk. Kemudian nenek memasukkan makanan ke dalam mulutmu tetapi masih menguap, akhirnya nenek memasukkan keripik ke dalam mulutmu dan akhirnya kamu mau mengunyahnya.
Cup: Oh, begitu. Ya, biarkan aku bermain dulu, oke?
Assalamu'alaikum
Simbah : Waalaikumsalam, hati-hati ya kak.
Tanpa sepengetahuan Simbah, dua perampok tiba-tiba datang dan menculik Cuap tepat di depan Simbah.
Piala : Kakek, aku diculik, tolong aku!!
Simbah: Ssssttt... tidak berisik simbah sedang sibuk
Cup: Kakek aku dirampok disini Kakek!!!!!!
Simbah : Simbah masih main hp nya kenapa repot.
(beberapa saat kemudian nada dering handphone kakek)
Simbah : Halo? ada yang bisa bantu saya
penculik : benarkah ini rumah simbah dulloh ?
Simbah : Iya saya, dari siapa?
Penculik: Saya Penculik
Simbah: Penculik? penculik apa? Siapa yang duduk?
Penculik : Oh tidak, ceritanya mengatakan kita berada di tempat yang berbeda dan saya menjadi pencuri
Simbah : Ahli penculikan yang mana itu?
Penculik : Aku ahli menculik orang
Simbah : Oh Penculik, tapi maaf aku tidak menyuruh penculik disini
Penculik : Aghhh, aku pusing
Simbah : Pujo!! Puja, kesini sebentar
Puja : Iya pak, ada apa?
Simbah : Ada maling yang dipanggil ke sini yang mengaku sebagai orang yang menjawab : Saya pemalas
Pujo : Hei, ini benar-benar perampok?
Penculik : Iya betul, saya menculik anak majikanmu huahahahahahaha
Pujo : Pak, cuap diculik
Simbah : Apa? Apakah Anda diserang? ok suruh ketemu saja kalau minta tebusan terima saja!
Pujo: Oke, bagaimana dengan penculiknya? Bagaimana saya bisa membantu?
Penculik: Saya ingin 2 milyar tunai, jika anda tidak dapat memberikan 2 milyar kami akan memakan anak-anak anda. Hahahaha
Pujo : Wah 2 Milyar? apakah harga tebusan tidak begitu banyak di pasaran?
Pembajak : Ya nego, agak nego gan
Pujo : 700jt, gimana gan?
Kidnapinto : Wah ini lagi gan
Pujo : Nah gimana 1 milyar?
Penculik : yayaya ok. Tapi jangan lapor ke polisi
Pujo : Siap kak, mau ketemuan dimana?
Perampokan: Di Rumah Kosong oleh Gg Boyo Kurawa. Saya tunggu sampai jam 3 sore besok. (menutup telepon)
Simbah: Apa kabar, Jo?
Pujo : Kita harus bayar 1 milyar dan ketemu Gg Boyo di rumah kosong Kurawa.
Simbah : Oke, besok simbah akan kesana dengan polisi. Sekarang kamu bergegas ke kantor polisi dan mengumumkan bahwa simbah akan datang besok.
Puja: Selesai. bisakah saya kesana besok
Simbah : Tidak, kamu harus tinggal disini dan menjaga buaya peliharaan simbah.
Pujo: Oke, saya akan ke kantor polisi sekarang
Simbah: Apa yang ingin kamu lakukan di kantor polisi?
Pujo: Oh, tadi bapak bilang saya disuruh lapor polisi?
Simbah : Oh iya baiklah cepat. Lalu saya mau masuk dulu. (salah)
Pujo : Um, mau kemana pak? pintu masuknya ada di sini.
Simbah : Oh iya, saya lupa.
Setelah itu, Pujo melaporkan penculikan itu ke kantor polisi.
Keesokan harinya, Simbah tiba di tempat yang telah ditentukan bersama dua orang polisi. 2 orang itu adalah polisi yang sangat dihormati di desa Sukamaburi.
Polisi I : Kakek masuk dulu, kita jaga dari sini.
Polisi II: Ya. Kami menyelidiki di sini. Jadi kakek tidak perlu khawatir.
Simbah : Iya... iya... (pergi ke rumah kosong).
(Kemudian penculik keluar membawa cucu dari simba yang diculiknya)
Penculik : Apakah anda kakek dari Simbah Dulloh Cuap?
Simbah : Ya, ya, saya Simbah Dulloh. (tepuk tangan)
Oh, kamu Tono ya?
Perampok : iya saya tono kok tau ?
Simbah : Kamu lupa sama aku ya? Anda tahu, saya Dulloh, nama lengkap saya Dulloh, kita akan bertemu seperti ini.
Perampok: Oh, Dulloh, yang ngompol waktu SMA, kan?
Simbah : Iya, terus, ada apa?
Penculik: Apakah Anda baik-baik saja?
Simbah : Aku juga baik-baik saja. Bagaimana kabar bisnis Anda sekarang? Apakah Anda saat ini bekerja sebagai perampok?
Penculik: Baik, ya. Membosankan lho, saat aku melamar jadi model sampul Hidayah, tapi nggak diterima, akhirnya menyerah dan jadi penculik. Omong-omong, korbannya adalah cucu Anda.
Simbah: Ya, tapi apa yang terjadi? Apakah cucu saya tidak buruk jika dia diculik?
Penculik : Iya membosankan, dia memang anak yang tidak jahat. Dia juga ingin makan semuanya.
Simbah: Ya, mengkhawatirkannya membuat saya merasa baik.
penculik : dimana orang tuamu?
Simbah : Orang tuanya meninggal. Ibunya makan singa dan ayahnya makan ayam
Penculik : Apakah kamu memelihara ayam juga?
Simbah : Iya, bahkan sekarang ayamnya baru saja kawin dengan ayam tetangga namanya Shell. Nama lengkapnya adalah Shellymut Neighbor. Kemarin saya juga selesai meliput pernikahan mereka. KUA
Penculik : Apa itu KUA
Simbah : Kantor Urusan Ayam
Penculik : Oh, selamat.
Simbah : Terima kasih.
penculik : Oh iya, saya lupa merampok lagi, nanti dibicarakan lagi ya?
Bagus. Apakah Anda membawa uang tebusan?
Simbah : Iya, saya bawa. Kembalikan cucuku!
pembajak: Benar-benar nikmat! Uang dulu! Saya baru saja mengirim anak saya kembali.
Simbah : Di sana! (Memberikan kantong plastik pendamping kepada penculik)
Penculik: Uangnya penuh?!
Simbah: Ya, tentu saja... Saya sudah bisa bertanya!
Perampokan: Anda tidak punya banyak modal! Kemasi tas kue! Di mana isi perubahannya lagi! (Mengguncang tas).
Simba : Hah! Berapa banyak uang yang Anda gunakan untuk membeli koper tanpa itu? Namun, yang terpenting adalah uang!
Perampok: Ah, baiklah, tidak masalah. (Buka tas)
Hmm...kakek-nenek mau banget kasih aku uang.
Simbah : Iya betul... jadi, tau lah... orang kaya....
penculik : itu dia! Aku akan mengembalikan cucumu! (Sambil mendorong Cuapi ke Simbah).
Piala : Kakek! (Mendekati simbah).
Simbah: Ya Tuhan! Aku peduli padamu sayang! Halo, sekarang terbuka. (Buka tutup penutup kepala Cuap) Ha...! Mengapa ... cucu saya sangat jelek, itu bukan cucu saya!
Cucu saya adalah cucu dari bendera (bernyanyi)
Penculik: Benarkah?! Bukankah ini cucu kakek?
Simbah: Ya... Saya pikir dia adalah cucu perempuan saya, tapi sebelumnya dia cantik. Bukan seperti itu! Ya, deh, dia memberiku hanya untukmu! Anggap saja itu tanda persahabatan kita waktu kecil (menyodorkan piala ke si penculik).
penculik: Oh ha! Katakanlah anak ini adalah kenangan dari saya untuk kakek saya dan uang ini adalah kenangan dari kakek saya untuk saya. (Mendorong Cuapi ke Simbah)
(Tiba-tiba polisi muncul dan mendobrak pintu)
Polisi I : Bangun! (Sambil menunjuk pisang).
Polisi II: Eh! Ini pisang... (menunjuk ke pisang).
Polisi I: Oh iya, maaf!
Polisi II: Angkat Tangan!
Perampok: Dulu katanya kaki, sekarang tangan!
Polisi I: Kalian berdua ditahan!
Simbah: Wah! Bagaimana aku tertangkap?! Dialah yang menculik anakku! (menunjuk ke penculik) Saya ibunya! (Menunjukkan Dian)
Polisi II : Dia ditangkap karena menculik anak ibumu dan ibu ditangkap karena menelantarkan anak ibunya.
Simbah : Apa?! Tapi benar...
Polisi I: Selesai! Jelaskan nanti di kantor polisi!
Akhirnya polisi membawa Simbah dan penculiknya ke kantor polisi.
Komentar
Posting Komentar